Puisi Guido Alvin
“IRENE”
Saat kedalaman batin mulai terusik
Dan hati terasa mengering
Tiga jam lamanya
Tiga jam penuh keresahan
Menghadapi realita pagi yang kejam
Entah apa yang ku rasakan
Kursi tempat ku bersandar seakan berteriak
Merasa muak terhadap keadaan
Serasa tubuhku ingin dibantingnya ke atas lantai
tempat ku berpijak
Tiga jam lamanya.
Saat waktu serasa menjadi hantu
Dan setiap detiknya seakan kerasukan roh halus
Sebuah nama memecahkan batas ketidakpuasan terhadap
realitas.
Irene
Sungguh itu kah namamu?
Yang tertulis dalam diktat seribu satu kisah tentang
sejarah masa silam
Yang pada dasarnya memang membosankan
Tapi menarik karena ada namamu di dalamnya.
Irene
Sungguh itukha namamu?
Yang membawaku pulang ke permenungan siang bolong
Menghantarku jauh melayang pada kerinduan yang mendalam
Tentang melupakan
Tentang sebuah kenangan
Tentang luapan rindu dari hujan
Menghapus segala keresahan akan pagi yang kejam.
Ledalero ruang Braun
Guido Alvin
Mahasiswa STFK Ledalero tingkat 4, tinggal di Maumere, Flores NTT
smangat slalu dlm menulis.
BalasHapus👍👍