Puisi Rhyo Anggu

 


            Hening, bening pun suci?.

Masihkah engkau ingat? pasti

Diwaktu senja memerah mewarnai langit

Engkau dan aku bersua

Di sebuah Gereja tua tempat orang-orang (suci)? memuji

Di bawah kayu yang berpalang

Yang kami sebut Salib

Dalam hening

Pada mata-MU yang bening

Lutut bertekuk, mata menatap yang tak tertatap

Bibir melantunkan kidung yang tak mungkin disahut:

‘Tuan, bolehkah aku mencicipi remah-remah roti

Yang jatuh dari meja Tuan?’

Dan ‘Bolehkah, Tuan mengubah nafasku, (kelak)

 agar berubah rupa menjadi kapas

yang kemudian disulam menjadi jubah?

Sehingga inginku akan batas

Dan hasratku akan cinta

Terbungkus.pun rapi.

Amin.

Lembah Doa, 22/08/2020

 


Suka menikmati puisi

lewat secangkir kata-kata.

 

Komentar

Postingan Populer